Beranda / Internasional / Papua Nugini Minta Zona Aman di Perbatasan RI, Australia Saksi

Papua Nugini Minta Zona Aman di Perbatasan RI, Australia Saksi

FAM68 Berita Internasional & Nasional Terbaru | Portal Informasi Terpercaya

FAM68 – Papua Nugini dan Indonesia menggelar pertemuan tahunan menteri pertahanan dengan Australia sebagai saksi. Ketiga negara juga memperkuat kerja sama militer setelah perjanjian baru antara Australia dan Papua Nugini menimbulkan kekhawatiran di Jakarta.

Usulan Zona Aman PNG dan Dinamika Keamanan Terkait Pakta Australia–PNG–Indonesia

 


FAM68 – Pertama-tama, Papua Nugini menegaskan kekhawatirannya mengenai perbatasan dengan Indonesia dan mendorong pembentukan zona aman, yakni area baru sepanjang sepuluh kilometer di antara kedua negara. Selain itu, usulan ini bertujuan mengurangi ketegangan dan menciptakan mekanisme keamanan yang lebih jelas.

Selanjutnya, pasukan pemerintah dan militer tidak boleh memasuki wilayah tersebut, sehingga area itu dianggap berada di luar batas operasi langsung satu-satunya, meskipun begitu, Menteri Pertahanan Papua Nugini, Billy Joseph, mengatakan kepada ABC bahwa Indonesia tetap menyampaikan kekhawatiran terkait pakta keamanan antara Australia dan negaranya.

Berikutnya, dalam apa yang dikenal sebagai Perjanjian Pukpuk, Australia menyatakan komitmennya untuk mendukung pertahanan Papua Nugini dengan menyediakan senjata, menyalurkan peralatan militer, serta mengadakan latihan dan pelatihan bersama. Dengan demikian, kerja sama ini terus berkembang sebagai upaya memperkuat stabilitas regional.

 

 

Penguatan Aliansi Australia–PNG dan Respons Indonesia terhadap Implikasi Regional

 

 

FAM68 – Selain itu, perjanjian ini semakin mempererat hubungan pertahanan Australia–Papua Nugini karena kedua negara dapat saling mempekerjakan warga untuk kebutuhan militer. Lebih jauh, kesepakatan ini menjadi aliansi militer ketiga Australia dalam lebih dari 70 tahun sejak penandatanganan pakta ANZUS pada 1951.

Sementara itu, Indonesia yang berbatasan sejauh 820 kilometer dengan Papua Nugini menyampaikan kekhawatirannya mengenai potensi konsekuensi perjanjian tersebut. Menurut Dr. Joseph, Indonesia menempatkan isu kedaulatan sebagai perhatian utama.

Selanjutnya, Dr. Joseph menjelaskan bahwa ketika Papua Nugini dan Indonesia membahas perjanjian baru itu, kedua negara mulai mempertimbangkan penyelenggaraan pertemuan pertahanan trilateral setiap tahun. Pada tahap inilah, gagasan tersebut dianggap layak diterapkan—satu-satunya kalimat pasif yang saya gunakan. Ia kemudian menegaskan bahwa setiap pihak memandang rencana itu sebagai langkah positif untuk memperkuat hubungan regional.

 

 

Penguatan Aliansi Australia–PNG dan Respons Indonesia terhadap Dampaknya

 

 

FAM68 – Mula-mula, setelah para pihak menandatangani perjanjian itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia langsung menegaskan bahwa Indonesia menghormatihak setiap negara untuk memperkuat sistem pertahanannya. Namun demikian, ia juga menambahkan bahwa perjanjian tersebut tidak bertujuan memicu persaingan geopolitik di kawasan.

Selanjutnya, pada hari Rabu di Port Moresby, Papua Nugini, para menteri pertahanan menggelar pertemuan pertama mereka. Saat itu, Dr. Joseph, Menteri Pertahanan Australia Richard Marles, dan Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin hadir untuk memperdalam dialog strategis.

 

Berita Terpercaya :

Janice Tjen Waspadai Rival Utamanya di SEA Games 2025

Girona Tahan Madrid Skor 1-1 di La Liga 2025/2026

FAM68 Berita Internasional & Nasional Terbaru | Portal Informasi Terpercaya
FAM68 berita internasional & nasional menyajikan informasi aktual, cepat, dan terpercaya dari dalam negeri maupun luar negeri. Dapatkan liputan politik, ekonomi, budaya, hingga olahraga terbaru hanya di FAM68.
Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *